Revolusi Pendidikan: Sistem Pembelajaran Jarak Jauh, Mengapa Tidak?

Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh, unggul, kreatif dan berdaya saing tinggi merupakan aset yang sangat penting bagi kehidupan. Perbedaan kualitas SDM antara suatu bangsa dengan bangsa lain menyebabkan perbedaan dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam penguasaan bidang ekonomi, politik, sosial, pertahanan dan keamanan. Sehingga bangsa yang mempunyai kualitas SDM tinggilah yang akan mudah berada di barisan depan untuk memimpin dunia. Sebaliknya, bangsa yang mempunyai kualitas SDM rendah akan tertinggal, terpinggirkan bahkan termarginalkan di arena percaturan kehidupan dunia.

Pendidikan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM. Karena itu, kualitas pendidikan pada semua jenjang harus ditingkatkan. Sebab jika tidak, kualitas SDM semakin terpuruk, yang pada gilirannya membuat bangsa kita semakin tertinggal. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memaanfaatkan perkembangan teknologi.

Perkembangan teknologi membawa banyak perubahan pada pendidikan. Sebuah program aplikasi didesain terutama pada upaya menjadikan teknologi ini mampu memanipulasi keadaan sesungguhnya. Penekanannya terletak pada upaya yang berkesinambungan untuk memaksimalkan aktivitas belajar mengajar sebagai interaksi kognitif antara siswa, materi subjek dan instruktur (dalam hal ini komputer yang dipogramkan) (Darmawan, 2012: 192).

Pengajaran dengan bantuan komputer dipromosikan untuk mengatasi masalah-masalah berikut: (1) Terbatasnya waktu yang tersedia bagi sisiwa untuk berkonsultasi dengan guru terkait materi pelajaran, (2) Banyaknya jumlah siswa sehingga menyulitkan adanya interaksi dari seluruh siswa, (3) Tidak tersedianya bantuan langsung dari guru untuk murid dengan pemahaman kurang, (4) Jumlah siswa yang banyak memiliki kecenderungan melakukan plagiasi (penjiplakan) yang dilakukan beberapa siswa ketika mereka dihadapkan kepada suatu masalah yang menuntut mereka melakukan pemecahannya secara individual, (5) Minimnya kegiatan praktik secara langsung, (6) Menjembatani keterbatasan guru sebagai tenaga pengajar yang mengalami hambatan untuk datang dan mengajar sebagaimana mestinya (Nachuoki & Guoarderes dalam Darmawan, 2012: 192).

Perkembangan teknologi informasi memberikan perubahan di segala bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Hal tersebut ditandai dengan berkembangnya media pembelajaran yang dipengaruhi oleh teknologi komunikasi seperti penggunaan internet. Apalagi saat ini akses internet dapat diakses dengan mudah oleh siapapun, sehingga proses belajar dapat dilakukan dengan mudah oleh peserta belajar.

Kecanggihan yang didapat melalui internet memudahkan siapapun mengakses ke berbagai sumber informasi, termasuk halaman web.  Melalui halaman web ini maka peserta belajar dapat mentransformasikan informasinya kepada orang lain sehingga membentuk suatu jaringan atau komunitas belajar yang disebut virtual learning. Proses pertukaran informasi di dunia maya dapat diterapkan pada proses belajar mengajar di mana kekurangan pada pertemuan tatap muka di kelas biasa dapat dibangun dalam aplikasi e-learning (Darmawan, 2012: 272).

E-learning merupakan suatu bentuk implementasi teknologi yang ditunjukkan untuk membantu proses pembelajaran yang dikemas dalam bentuk elektronik/digital dan pelaksanaaanya membutuhkan sarana berbasis web dalam situs internet (Darmawan, 2012: 273). Dengan konsep e-learning inilah yang menjadi permulaan munculnya konsep pembelajaran jarak jauh.

Sistem pembelajaran jarak jauh adalah metode pengajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Sebagian besar karena siswa bertempat tinggal jauh atau terpisah dari lokasi lembaga pendidikan. Sebagian karena alasan sibuk sehingga siswa yang tinggalnya dekat dari lokasi lembaga pendidikan tidak dapat mengikuti proses pembelajaran di lembaga tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat beberapa diantaranya; keterbatasan tenaga pengajar, jarak antara lembaga pendidikan dan siswa yang berjauhan, kelangkaan pengajar berkualitas, dan lain lain.

Pemaknaan akan pembelajaran jarak jauh mengalami perubahan seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini dibuktikan dengan pergeseran penggunaan  media internet yang pada awalnya hanya digunakan sebagai penyedia informasi, saat ini mampu mengembangkan revolusi di dunia pendidikan yaitu dengan pembelajaran jarak jauh. Karakteristik utama dari pembelajaran jarak jauh adalah adanya keterpisahan, baik secara fisik, psikologis, dan komunikasi antara pengajar dan peserta belajar sehingga dapat dikatakan pembelajaran ini mampu menjembatani antara pengajar dan peserta belajar dalam berinteraksi sehingga jarak transaksi seolah semakin dekat dengan penggunaan kelas maya di mana peserta belajar dapat berinteraksi dengan  pengajar tanpa perlu bertemu secara langsung.

Pengakuan terhadap pembelajaran jarak jauh dianggap mampu menjawab beberapa permasalahan belajar dan semakin meningkatnya kesadaran tentang proses pembelajaran sepanjang hayat (long life education). Konsep ini semakin diyakini oleh manusia sebagai upaya untuk mencapai kesuksesan pada era global sekarang ini. Ada alasan-alasan pentingnya konsep long life education: (1) Perubahan pada masyarakat yang semakin cepat, (2) untutan kecepatan memperoleh informasi, (3) Kompetisi antarindividu maupun kelompok yang semakin ketat (Munawaroh, 2005).

Konsep pembelajaran jarak jauh mengalami perkembangan dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi. Tidak dapat dipungkiri, eksistensi pembelajaran jarak jauh bergantung pada media pembelajaran  yang digunakan. Dengan teknologi yang semakin canggih peserta belajar diberikan kemudahan untuk memperoleh data sebagai bahan ajar yang mudah sekali diunduh.

Aplikasi untuk peserta belajar juga disesuaikan sesuai umur. Ada materi belajar yang dikolaborasikan dengan games untuk anak-anak hingga e-book atau electronic book untuk kebutuhan referensi bagi kalangan sekolah menengah dan peguruan tinggi. Aplikasi yang memudahkan peserta belajar memahami bahan ajar juga semakin variatif, yaitu dengan pengemasan file berupa video dan games dengan animasi yang dikombinasikan dengan audio.

Peserta belajar pun dapat mempelajarinya secara mandiri, dengan kata lain peserta belajar juga mampu menguji kemampuan belajarnya sendiri. Hal ini menuntut siswa lebih proaktif dalam mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan studi yang dipelajarinya. Pengemasan program studi tidak melulu berupa modul yang berisikan tulisan-tulisan saja, sudah banyak website yang menyediakan aplikasi belajar berupa games (permainan) yang mana sistem yang dijalankan sudah berjalan dengan otomatis. Model pembelajaran pun dikembangkan berdasar “pembelajaran menyenangkan” di mana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan. Adapun prosedur pembelajaran secara keseluruhan dala model pembelajaran ini terdiri dari Menu Utama, Petunjuk Program, Isi Permainan dan Evaluasi (Darmawan, 2012:198). Peserta belajar dapat memberikan umpan balik terhadap latihan yang diberikan.  Dengan demikian peserta belajar akan termotivasi untuk belajar lanjut.

Komunikasi antara peserta belajar dan pengajar tidak perlu lagi dilakukan secara langsung. Baik peserta belajar maupun pengajar dapat beriteraksi melaui e-mail, apalagi dengan munculnya jejaring sosial dan instamessage yang semakin bervariasi. Komunikasi melalui e-mail dapat dilakukan setelah kita membuat akun e-mail terlebih dahulu, yaitu dengan cara mendaftarkan diri melalui yahoo mail, google mail, dan sebagainya. Sedangkan untuk jejaring sosial, Facebook dan Twitter masih dianggap sebagai jejaring sosial yang sering digunakan. Perkembangan dari e-mail dan jejaring sosial memunculkan aplikasi yang tujuannya hampir sama, yaitu mengoneksikan hubungan sosial namun dengan tingkat yag lebih privat, yaitu instamessage. Bentuk dari instamessage antara lain WhatsApp, Line, WeChat dan banyak lagi. Dari aplikasi-aplikasi tersebut untuk mewujudkan komunikasi perorangan, kelompok, maupun grup dengan skala besar bukan hal yang tidak mungkin. Cara ini dirasa lebih efektif dalam pembelajaran jarak jauh karena jarak yang terbentang semakin terkikis. Komunikasi yang dilakukan tersebut dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan melalui grup yang dibuat secara online sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

Bagi negara-negara maju, pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi bukan hal yang baru lagi. Mereka telah terlebih dulu dan lebih maju dalam menerapkan berbagai teknik dan model pendidikan. Bahkan sejumlah penelitian dilakukan untuk memonitoring jalannya perkembangan konsep pendidikan, salah satunya adalah penelitian yang dilansir oleh jurnal internasional yang melibatkan responden pelajar remaja di Hongkong berikut ini:

“Students were most comfortable, and found the most purpose for using computers and the Internet, for independent work such as submitting assignments, conducting searches, and retrieving course content.” (British Journal of Educational Technology Vol 36 No 5 2005: 801)

Pernyataan tersebut membuktikan bahwa penggunaan internet dalam dunia pendidikan sangat mendukung adanya pembelajaran jauh yang mana mampu memudahkan peserta belajar dalam mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan hingga mengunduh bahan ajar. Apalagi koneksi internet yang semakin terjangkau tidak menutup kemungkinan dapat dirasakannya internet oleh berbagai kalangan. Bahkan Nugraheni memperkuatnya dengan keyakinan bahwa sistem pembelajaran jarak jauh mampu mencakup lebih banyak jumlah mahasiswa dengan biaya yang lebih murah (2006:2).

Pengembangan dari cara belajar berbasis internet adalah penggunaan aplikasi teleconference, yaitu interaksi antara peserta belajar dan pengajar yang bertatapan secara langsung namun tidak di tempat yang sama melalui jaringan koneksi. Berikut pengalaman seorang blogger dalam sebuah blog[1] ketika melakukan pembelajaran jarak jauh:

‘[B]eberapa waktu yang lalu saya mengikuti training mengajar dengan sistem belajar jarak jauh di Berlitz, Nagoya –tempat saya mengajar bahasa Indonesia–. Hal ini karena sejak beberapa saat yang lalu Berlitz membuka pelayanan baru kepada customer yaitu sistem belajar jarak jauh yang berbasis pada web, atau sering dikenal dengan sebutan distance learning atau e-learning. Pelayanan tersebut ditujukan kepada mereka yang sibuk atau berada di tempat yang jauh sehingga sulit untuk datang ke Berlitz. Siswa tidak perlu datang ke Berlitz, tapi cukup duduk di rumah atau di kantor. Duduk di depan layar televisi yang dilengkapi dengan monitor yang tersambung dengan jaringan internet atau web-camera, siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar. Mendengarkan penjelasan instruktur dari layar televisi dan sekaligus bisa bertanya melaui microphone dan monitor. Dan instruktur yang sedang berada di Berlitz bisa memperhatikan siswa melalui layar televisi pula. Proses belajar mengajar bisa berlangsung secara normal sabagaimana layaknya sistem pendidikan langsung, meskipun siswa dan instruktur berada di tempat yang berbeda.’

Dalam situasi lain di blog yang sama, blogger tersebut menambahkan:

‘[S]atu hari saya jumpai rekan lab. yang berasal dari Singapura sibuk mengerjakan soal-soal integral dan Soal  matematika lainnya. Padahal saya tahu kalau dia datang di lab. hanya sebagai peneliti tamu selama 3 bulan. Rasa penasaran merangsang saya untuk bertanya. Dia menjelaskan bahwa dia sedang mengikuti program non-degree di MIT (massachusetts institute of technology) Amerika, dengan sistem belajar jarak jauh atau distance learning. Setiap 1 bulan sekali modul-modul pelajaran dikirim dari MIT. Dan dia mengirim ulang hasil-hasil pekerjaannya kapada MIT.’

Dua kasus di atas adalah dua contoh dari sekian banyak sistem atau pola yang diterapkan dalam sistem pembelajaran jarak jauh. Sistem pendidikan ini diikuti oleh para anak-anak, siswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan).

Beberapa tahun yang lalu, hampir semua sistem pendidikan jarak jauh dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi audio dan video. Tapi, saat ini hampir semua sistem pendidikan jarak jauh atau distance learning khususnya di Amerika, Australia dan Eropa berbasis pada web atau teknologi informasi dan dapat diakses melalui internet. Hasil survei di Amerika, menyatakan bahwa computer based distance-learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan program Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra disebanyak 80 negara di seluruh dunia (sampai dengan Juni 2000, pusat yang beroperasi baru 15 negara, dan 5 diantaranya di Asia tetapi belum di Indonesia). Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak dengan biaya 31% lebih murah.

Sebagaimana sistem pendidikan langsung atau konvensional, sistem pendidikan jarak jauh juga membutuhkan sarana prasarana penunjang pendidikan, agar tujuan umum pendidikan bisa diwujukan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Sarana penunjang biasanya berupa modul-modul pelajaran yang dikirim kepada peserta belajar. Sarana bisa juga berbasis teknologi informasi.

Tidak seperti sistem pendidikan langsung, sistem pendidikan jarak jauh membutuhkan pengelolaan dan manajemen pendidikan yang “khusus”, baik dari sisi peserta belajar maupun pengajar agar tujuan pendidikan bisa terwujud. Dari sisi pengajar, beberapa faktor yang penting untuk keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh adalah perhatian, percaya diri guru, pengalaman, mudah menggunakan perlatan, kreatifitas, active learning, dan kemampuan menjalin interkasi dan komunikasi jarak jauh dengan siswa. Juga memperhatikan hambatan teknis yang mungkin terjadi, sehingga pendidikan jarak jauh bisa berlangsung efektif. Sedangkan dari sisi peserta belajar, salah satu faktor yang penting adalah keseriusan mengikuti proses belajar mengajar di saat tidak berhadapan langsung dengan pengajar (Latief: 2006).

Keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi dan komunikasi yang efektif dan maksimal antara intstruktur (guru) dan siswa, interaksi antara siswa dengan berbagai fasilitas pendidikan seperti mudul-modul pendidikan interaksi antara siswa dengan ‘orang-orang’ sekitarnya, dan adanya pola pendidikan aktif dalam masing-masing interaksi tersebut. Juga keaktifan dan kemandirian siswa dalam pendalaman materi, mengerjakan soal-soal ujian, dan kreativitas mencari materi-materi penunjang dari sumber-sumber lain seperti internet atau digital library.

Pembelajaran jarak jauh online melalui internet ini sangat tepat untuk diterapkan di Indonesia. Mengingat luas Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan jumlah penduduk yang sangat banyak hingga tidak mungkin tertampung di sekolah atau universitas yang sudah ada. Kiranya dengan konsep pembelajaran jarak jauh ini dapat meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.

Daftar Pustaka

Cahyadien Syifa, Fery. 2014. Pendidikan Jarak Jauh Online diakses tanggal 3 Januari 2015 dari http://ferysyifa.tripod.com/ppjonline.htm

Darmawan, Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Teori dan Aplikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Latief, Furqon Abdul. 2006. Sistem Pendidikan Jarak Jauh diakses tanggal 3 Januari 2015 dari http://blog.umy.ac.id/furqon/info-pendidikan/pendidikan-jarak-jauh/

Munawaroh, Isniatun. 2005. Virtual Learning dalam Pembelajaran Jarak Jauh. Majalah Ilmiah Pembelajaran Nomor 2 Vol. 1 Oktober 2005 diunduh tanggal 3 Januari 2015 dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Virtual%20Learning%20dalam%20Pembelajaran%20Jarak%20Jauh.pdf

Panagiotakopoulos, Chris. 2003. Open and Distance Learning: Tools of Information and Communication Technologies for Effective Learning, Proceedings of the sixth Hellenic European Research on Computer Mathematics and its Applications Conference diunduh tanggal 3 Januari 2015 dari http://quality.eap.gr/PublicationsXM/Conferences%20EnglishC21%20-%20ODL%20Tools%20of%20ICT%20for%20Effective%20Learning.pdf

Wei-yuan Zhang, Kirk Perris and Lesley Yeung. 2005. Online Tutorial Support in Open and Distance Learning: Students’ Perceptions. British Journal of Educational Technology Vol 36 No 5 2005, diunduh tanggal 3 Januari 2015 dari http://www.qou.edu/arabic/researchProgram/distanceLearning/tutorialSupportOpen.pdf

[1] Latief, Furqon Abdul: 2006.

Leave a comment